Sabtu, 27 April 2013

Tindakan Bullying di Media sosial



Sosial media adalah media online yang mudah digunakan oleh penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi, dan membuat isi meliputi blog, jejaring sosial, forum, dll.
Sosial mediapun menjadi tempat pengguna internet untuk menjalin atau menambah pertemanan dengan penggua sosial nedia yang lainnya.
Tetapi, tidak sedikit pengguana sosial media yang melakukan aksi tidak baik di sosial media, salah satunya adalah tidakan bullying.
Tindakan bullying adalah perilaku atau tindakan yang agresif untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang sehingga korban merasa trauma, tertekan dan tidak berdaya.
Sudah banyak kasus –kasus yang kerap terjadi, contohnya pada Presiden Amerika Serikat Barack Obama, ia pernah menerima ancaman pembunuhan dari media sosial. Salah satu contoh lainnya juga pernah di alami oleh penyanyi Indonesia yaitu Syahrini, ia pernah memosting foto dan menulis “bedroom” menjadi “badroom”, hanya karena salah menulis bullying pun menghujamnhya di sosial media.
Tahu kah anda dampak-dampak yang dialami oleh para korban bullying?
Dampak yang dialami oleh para korban bullying adalah mengalami gangguan kesejahteraan psikologis yang rendah, dimana korban merasa takut, rendah diri, serta tidak berdaya, tidak nyaman, penyesuaian sosial yang buruk, menarik dirinya dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi belajar, bakhan yang paling parah adalah adanya keinginan atau tidakan untuk bunuh diri.
Selain berdampak pada psikologis, terganggunya kesehatan fisik juga dapat terjadi seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah dan sakit dada.
Bullying merupakan permasalahan yang mendunia, tidak hanya di Indonesia tetapi juga sudah terjadi di Negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat. Perilaku bullying menjadi masalah global yang tidak bisa kita biarkan begitu saja. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu menyelamatkan perkembangan psikologis anak-anak, remaja maupun orang dewasa sekalipun.

Jumat, 26 April 2013

TUGAS 2 "TUGAS PORTOFOLIO"



A. Penyesuaian Diri

1. Pengertian Penyesuaian Diri
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi, padahal adaptasi pada umumnya mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisioligis, dan bioligis.
Dalam istilah psikologi, penyesuaian di sebut dengan istilah adjustment, merupakan suatu hubungan yang harmonis dan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 2000:11)
Penyesuaian diri dapat diartikan suatu proses yang berupa respon mental dan perilaku yang merupakan suatu usaha individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhannya, frustasi dan konflik supaya dapat kecocokan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan tuntutan dari lingkungannya (Schneiclers)
Dapat disimpulkan penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk menyelaraskan diri dengan lingkungannya atau mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan dirinya sendiri untuk mendapatkan kenyamanan hidupnya.

2.Konsep Penyesuaian Diri
Konsep yang dideskripsikan sebagai adaptasi dan mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan mendapatkan kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah serta dapat mengadakan hubungan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial.

3. Pertumbuhan Personal
Proff Gessel menyatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus menerus.
Setiap manusia akan mengalami pembentukan pribadi atau karakternya untuk membentuk kepribadiannya membutuhkan proses yang panjang dan banyak factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu terutama keluarga, karena kita lebih sering bersama dengan keluarga.

a.    Penekanan Pertumbuhan Penyesuaian Diri, dan Pertumbuhan
Merupakan perubahan secara fisiologis dari hasil proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dan waktu yang normal

b.     Variasi dalam pertumbuhan
Ada 4 variasi dalam penyesuaian diri dalam kehidupan seseorang, yaitu:
-          Penyesuaian dengan dirinya sendiri (Personal Adjustment)
-          Penyesuaian sosial (social adjustment)
-          Penyesuaian diri dengan pernikahan (marital adjustment)
-          Penyesuaian diri dengan pekerjaan (vocational adjustment)
Dala melakukan penyesuaian diri, ada rintangan yang menyebabkan ketidak berhasilan untuk melakukan penyesuaian diri. Halangan atau rintangan tersebut ada pada dalam diri tersebut atau dari luat diri tsb

c.     Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Dalam penelitian menunjukkan gangguan dalam sistim saraf, kelenjar, dan otot yang dapat menimbulkan tanda gangguan mental tingkah laku kepribadian.
Untuk dapat melakukan penyesuaian diri yang baik, maka diperlukan juga kondisi tubuh yang baik. Jika mengalami kondisi tubuh atau jasmaniah yang tidak baik maka penyesuaian diri juga akan terganggu

d.    Fenomena pertumbuhan
Setiap manusia memiliki dan mengalami hidupnya atau dunianya dengan caranya masing-masing, pengalaman manusia satu dengan yang lainnya berbeda-beda.


B. Stress

1. Apa itu stress? Dan apa saja efek-efek dari stress
Kata stress berasal dari kata laitin  yaitu stringere yang mengalami petubahan berkelanjutan mulai dari straise, strest, stresce, lalu stress.
Pengertian stress itu sendiri dalam psikologi diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan, konflik.
Stress adalah suatu keadaan yang bersifat internal yang disebabkan oleh tuntutan fisik, lingkungan dan situasi sosial yang merusak dan tidak terkontrol.
Efek yang ditimbulkan stress adalah dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan mental.
Selain itu efek stress bagi tubuh yang jarang atau kurang diketahui atau disadari pada diri kita atau masyarakat banyak yaitu keringat berlebih, kesulitan dalam memutuskan sesuatu, perubahan suasana hati, nyeri otot, letih dan lesu, kehilangan kepercayaan diri, kerontokan rambut, dan gangguan pada kulit.

“ General Adaption Syndrom” menurut Hans Selye
Ada 3 vtahap yang dapat ditentukan sehubung terhadap stress manusia, yaitu:
-          Tahap kecemasan (Alarm stage)
Pada tahap ini terjadi sebagai reaksi terhadap ancaman yang dirasakan, yang dimana reaksi tersebut akan ditunjukkan oleh tubuh dengan tanda-tanda seperti muka pucat, keringat dingin, jantung berdebar, darah terasa mengalir cepat.
-          Tahap perlawanan (Resistanoe stage)
Pada tahap perlawanan ini tubuh akan beradaptasi terhadap stressor dan akan terus menerus bertahan dengan situasi tersebut
-          Tahap keletihan (Exhaustion stage)
Pada tahap ini di tandai dengan melemahnya sumber-sumber daya pertahanan tubuh sehingga akan rentan terhadap penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian

2.Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress
Adapun faktor-faktor individual yang menjadi penyebab stress, diantaranya factor individu, seperti keluarga contohnya seperti ekonomi yang sulit, dapat menyebabkan stress contoh yang lainnya adalah kehilangan harta atau jabatan atau kehilangan orang yang di sayangi.
Selain itu juga ada factor sosial yang menjadi penyebab stress itu sendiri, seperti pada lingkungan pekerjaan, yaitu beban pekerjaan yang berat dan waktu yang singkat juga dapat menimbulkan seseorang menjadi stress.

3. Tipe-tipe stress psikologi
a.     Tekanan
Tekana yang dialami pada tipe-tipe stress ini yang biasa dialami bisa berasal dari tekanan fisik dan juga tekanan kejiwaan

b.     Frustasi
Frustasi adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang tidak sesuai dan tidak terjadi dengan apa yang diharapkan. Frustasi dapat diartikan juga dengan dimana keadaan seseorang byang sedang kalut, terlalu banyak masalah, tekanan dan lain-lain sehingga seseorang tersebut tidak dapat menyelesaikankannya.

c.     Konflik
Konflik berasal dari kata latin yaitu conflictus yang arinya keadaan atau situasi yang terdapat pihak yang berusaha melakukan mogok secara kekerasan atau sebagai wujudnya ketidak persetujuan terhadap sesuatu
Penyebab-penyebab konflik adalah :
-          Karena perbedaan individu yang meliputi perbedaan dan perasaan
-          Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
-          Karena adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
-          Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat

d.    Kecemasan
Kecemasan adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan dan diikuti dengan perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan melibatkan perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan kecemasan muncul karena menghadapi tegangan, ancaman, kegagalan, perasaan yang tidak nyaman.
Dalam kecemasan ada klasifikasi tingkatan kecemasan yaitu:
-          Kecemasan ringan
Manifestasi yang terjadi pada keadaan ini adalah kelelahan, mampu untuk belajar, tingkah laku sesuai dengan situasi
-          Kecemasan sedang
Yang terjadi pada kecemasan sedang ini adalah mampu belajar tetapi tidak optimal, konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis
-          Kecemasan berat
Tanda-tanda pada kecemasan ini adalah pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), diare, tidak mau belajar secara efektif, dan bingung
-          Panik
Manifestasi yang terjadi adalah pucat, susah bernafas, berteriak, menjerit, dan tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana

4.Symptom-Reduang Responses terhadap Stress, Mekanisme terhadap Pertahanan Diri dan Strategi Coping untuk mengatasi Stress “Minor”
Mekanisme pertahanan diri yang bisa digunakan individu untuk di jadikan strategi saat menghadapi stress, yaitu:
-          Identifikasi
-          Kompensasi
-          Overcompensation atau Reaction Formation
-          Sublimasi
-          Proyeksi
-          Introyeksi
-          Reaksi konversi
-          Represi
-          Supresi
-          Derail
-          Regresi
-          Fantasi
-          Negativisme
-          Sikap mengkritik orang lain
Selai mekanisme pertahanan diri, seseorang juga dapat menggunakan berbagai strategi coping untuk mengatasi stress “minor”.
Stress “minor” merupakan stess yang tidak terlalu besar yang berpengaruh terhadap individu yang merasakannya. Contohnya kecelakaan, telat dating ke sekolah atau kantor, mendapat nilai yang tidak bagus atau buruk.
Untuk mengatasi stress “minor” dapat mengatasi dengan istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur karena dengan cara hidup yang teratur dapat membuat orang jarang mengalami stress.

5.Pendekatan Problem Solving terhadap Stress Bagaimana Meningkatkan Toleransi Stress
Dalam memecahkan masalah berdasarkan informasi yang akurat sehingga dapat diambil kesimpulan yang akurat. Dengan melakukan sugesti kepada diri sendiri juga dapat efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri dan memberika nsugesti yang positif kepad diri sendiri.
Dalam problem solving, individu membentuk suatu perencanaan menghilangkan atau mengatasi stress dengan secara teliti, hati-hati, bertahap dan analitis.
Cara meningkatkan stress ada 2 yaiitu secara fisik dengan cara makan dan minum yang cukup dan gizi yang cukup, berolahraga yang teratur, relaksasi otot dan lain-lain.
Sedangkan secara psikis adalah sadarnya bahwa stress selalu ada dalam kehidupan dan dialami pada setiap manusia.


sumber : papinyalulla.blogspot.com
                   khaayurika.blogspot.com