Rabu, 26 Juni 2013

Tugas Portofolio 4




A.   PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG

1.     Mendefinisikan nilai pekerjaan

Nilai pekerjaan adalah nilai suatu barang yang ditentukan oleh jumlah tenaga yang diperlukan untuk menghasilkan dengan pengertian bahwa alat produksi lain dihitung sebagai tenaga kerja yang menghasilkan.
Sekecil apapun pekerjaan itu adalah bagian dari perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya suatu yang besar, maka tidak aka nada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.


·        Apa yang di cari dalam pekerjaan

Terkadang banyak orang tidak tahu apa yang mereka cari ketika jam 7 pagi berangkat ke kantor dan kembali ke rumah pukul 7 malam atau mungkin lebih malam lagi. Bayangkan 12 jam dalam 1 hari yang artinya separuh dari hari Anda dihabiskan untuk sesuatu yang belum diketahui apa yang dicari sebenarnya dalam pekerjaannya. Maka tak heran kalau kerap kita mendengar ada karyawan yang mengeluh bosan, lelah, tertekan, dan frustasi, karena pada prinsipnya mereka belum mendefinisikan dengan jelas sebenarnya apa yang mereka cari dalam sebuah pekerjaan. Ketika seseorang memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya, dia tahu persis apa yang ingin dicari, dan pekerjaan menjadi sebuah alat untuk mencapai apa yang menjadi misi hidupnya, di situlah antusiasme, energi positif akan muncul.
seseorang harus memaknai sebuah pekerjaan tidak semata-mata karena uang, melainkan ada hal yang lebih mulia di balik itu semua.
Motivasi seseorang dalam bekerja sangatlah beragam. Ada yang bekerja demi uang, ada yang bekerja demi pengembangan diri, ada yang bekerja demi sebuah pangkat, adapula yang bekerja demi sebuah gengsi, adalagi yang bekerja karena sebuah alasan klise yaitu pengalaman. Semua sah-sah saja, dan dikembalikan kepada pribadi masing-masing, apa yang ingin dicari dalam sebuah pekerjaan.


·        Fungsi psikologi dalam pekerjaan

Pada mulanya, tujuan utama dari penerapan psikologi adalah untuk mempromosikan kegunaan ilmu psikologi dasar dalam menyelesaikan problem-problem kerja.
Kita mencari cara bagaimana memperbaiki proses seleksi orang untuk jenis pekerjaan tertentu. Kita dapat mendisain dan mengevaluasi program pelatihan, pengembangan karir, dan konselling kerja. Kita juga menaruh perhatian terhadap motivasi kerja, hadiah bagi kualitas kerja dan kepuasan kerja. Problem-problem kerja itu sendiri dapat berupa penyalah gunaan alkohol, stress kerja, serta pelecahan seksual yang sangat membutuhkan solusi dari psikologi. Melalui penerapan psikologi Industi Dan organisasi, Kita juga berusaha untuk memahami dan memperbaiki kepemimpinan dan supervisi. Dan Kita juga mengembangkan kondisi kerja yang mampu mengakomodasi pekerja-pekerja individual.


2.     Menjelaskan fase-fase dalam memilih pekerjaan

Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang dewasa cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani. Mereka biasanya kurang setia terhadap perusahaan yang rendah dan mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih memuaskan dan lebih dapat menjamin kelangsungan hidupnya atau kebutuhannya.
Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:

·        Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.

·        Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.

·        Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejabat atau kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya


3.     Menjelaskan hubungan antara karakteristik pribadi dengan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok

Sekali kali anda memulai menjelajahi ketertarikan anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang pekerjaan yang samasering memiliki sifat yang mirip,ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu.

·        Kepribadian Artistik
Pekerjaan yang cocok : editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser, ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior desain

·        Kepribadian Konvensional
Pekerjaan yang cocok : akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara, penulis, penerjemah.

·        Kepribadian Aktif
Pekerjaan yang cocok : wiraswasta, direktur program, manajer.

·        Kepribadian Investigasi
Pekerjaan yang cocok : analisis sistem komputer, programmer, dosen, profesor, statistik, dokter.

·        Kepribadian Sosial
Pekerjaan yang cocok : psikolog, guru, mediator, perawat, entertainer, selebriti.


4.    Menjelaskan tentang kepuasan kerja Dan penyesuaian diri dalam pekerjaan

Banyak karyawan yang tidak mampu mencapai kepuasan dalam bekerja, hal ini disebabkan karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya. Kemampuan penyesuaian diri individu terhadap pekerjaannya diindikasikan oleh kepuasan dan kesuksesan.
Terdapat beberapa pengalaman di tempat kerja bahwa karyawan keluar atau mengundurkan diri dari pekerjaannya karena merasa tidak diterima oleh rekan kerjanya, tidak cocok dengan atasan tidak sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan kerjanya. Dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki masalah dalam penyesuaian diri yaitu kemampuan seseorang dalam mereaksi rangsangan dari dalam dirinya sendiri maupun situasi yang berasal dari luar atau lingkungannya.
Seorang karyawan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan rekan kerja, atasan dan kondisi serta lingkungan kerjanya dapat berdampak pada pekerjaan yang dilakukan. Hal ini akan membuat karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dihadapinya tidak menyenangkan dan tidak memberikan kepuasan kerja. dapat diketahui bahwa seorang karyawan perlu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri, supaya dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya sehingga kepuasan kerja juga dapat lebih dirasakan. Untuk itu diperlukan kerjasama dari masing-masing karyawan, atasan dan konselor perusahaan serta manajemen perusahaan untuk menciptakan situasi dan kondisi serta lingkungan kerja yang nyaman.


5.    Menjelaskan bagaimana mengisi waktu luang dengan positif

Cara terbaik dalam memanfaatkan waktu luang dihari libur adalah menikmati waktu dengan hal-hal yang kita senangi. Ada banyak cara dalam memanfaatkan waktu luang dan tidak harus dengan jalan-jalan yang memaksa kita harus mengeluarkan uang. Ada yang memanfaatkan waktu luang dengan membaca, mancing, kopdar bareng sahabat, main bulu tangkis, panjat gunung, wisata kealam terbuka, nonton DVD, mencoba resep kuliner yang baru, atau bengong sendirian dikamar.
Tergantung apa kesukaan dan hobby yang tidak sempat kita lakukan karena padatnya aktifitas keseharian kita. Cara agar kita merasakan nikmatnya waktu luang yang ada adalah sebisa mungkin merelaksasi setiap kepenatan yang ada dikepala dan pikiran kita agar mampu menyerap kembali energi positif yang dapat memberi semangat baru ketika kita kembali dalam rutinitas kerja atau study kita.


B.   Self directed changes

1.     Bagaimana cara meningkatkan kontrol diri

Dalam meningkatkan  kontrol-diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula pada masa dewasa.
Seperti yang dilaporkan oleh Fujita dkk,kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :

·        Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.

·        Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.

·        High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.

Beberapa hal diatas dapat diterapkan pada banyak situasi dimana pada saat itu dibutuhkan kontrol-diri.


2.     Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan

Cara motivasi dengan menetapkan dasar-dasar tujuan merupakan hal yang sangat penting . Dan merupakan cara membangun motivasi diri yang biasa digunakan untuk mencapai Motivasi belajar dasar-dasar pengaturan tujuan untuk jangka pendek dan jangka panjang merupakan suatu cara untuk meningkatkan motivasi yang baik.
Cara yang baik untuk mencapai tujuan adalah dengan memiliki daftar harian dan mingguan terhadap semua tujuan. Dengan melakukan ini, kita akan selalu dalam posisi yang semakin dekat dengan rencana tujuan hidup kita. Setiap hari akan memberikan kesempatan untuk mencapai tujuan kita.
Atau mungkin berikut ini mungkin beberapa langkah yang bisa membantu kamu :

*    Pastikan bahwa itu yang benar-benar kamu inginkan.
Saat menentukan Tujuan, pastikan bahwa itu sesuai dengan nilai-nilai hidup kamu. Yakinkan bahwa itu benar-benar berasal dari dalam diri kamu, bukan orang lain.

*    Gunakan statement positif.
Ekspresikan tujuan kamu secara positif. Contohnya : “saya lulus kuliah tepat waktu (4 tahun)” daripada menggunakan “jangan sampai lulus lebih dari 4 tahun”.

*    Gunakan kalimat bahwa kamu seakan-akan sudah mencapainya.
Contohnya : “Pada tahun 2017 saya sudah mempunyai 10 cabang restaurant di seluruh Indonesia”

*    Buat prioritas.
Saat kamu menetapkan beberapa tujuan, beri skala prioritas. Hal ini akan membantu kamu menentukan tujuan mana yang harus dicapai lebih dahulu. Untuk lebih detail nanti akan kita bahas dalam posting yang lebih mendalam

*    Tulis tujuan kamu.
Salah satu rahasia orang-orang sukses adalah menulis setiap tujuan mereka. Saat kita mulai menuliskannya maka secara tidak langsung hal ini akan membantu kita mewujudkannya. Menuliskan sesuatu akan membantu mengklarifikasi pemikiran dan mengkristalkan gagasan kamu.

*    “lihatlah dari yang paling mungkin, mulailah dari yang paling mudah dan LAKUKAN SEKARANG”.
Yah, inilah saah satu kata ajaib yang saya temukan saat mendirikan Senyum Community. Saat saya memulainya, saya mempunyai tujuan besar, namun ternyata saya sadar untuk mendapatkan suatu yang besar kita harus memulai mendapatkan yang lebih kecil dahulu. Think Big, Start small!

*    Tentukan tujuan berdasarkan proses, bukan hasil akhir.
Berhati-hatilah dalam menentukan tujuan. tidak semua yang kita inginkan dapat tercapai. Kegagalan adalah hal yang lumrah. Saat kita hanya mengingkan hasil akhir maka kita akan kurang menghargai dari proses yang telah kita lakukan. hal inilah yang terkadang membuat sebagian orang stress maupun depresi. Hargai setiap capaian yang telah kamu lakukan, karena saat kamu sudah memulai untuk menetapkan tujuan sebenarnya kamu sudah merupakan bagian dari tujuan kamu tersebut.

*    Gunakan rumus SMART.
Tentukan tujuan dengan Spesific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Attainable (dapat dicapai), Relevant (relevan), time bound (dibatasi waktu).


3.     Bagaimana menyusun konsekuensi yang efektif

Arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas – aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional, dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.


4.    Bagaimana menetapkan rencana interfrensi

o   Intervensi kreatif atas dasar ilmu pengetahuan yang ada.

Pola ini dimaksudkan menciptakan suatu model intervensi berdasarkan atas ilmu pengetahuan yang ada. Dengan demikian konsultan berusaha menciptakan model intervensi yang kreatif dalam mengembangkan suatu ilmu pengetahuan yang ada dan yang dikuasainya. Umpamanya, konsultan mau menerapkan model tim bilding berdasarkan dari sisi ilmu pengetahuan lain. Maka konsultan mengembangkan model-model tim bilding dari sisi ilmu tersebut. Dari pengembangan model dari ilmu pengetahuan lainnya ini, maka akan diperoleh model intervensi yang lain dari sebelumnya. Dengan sendirinya suatu kesulitan yang mungkin timbul adalah usaha untuk menciptakan model baru ini. Setiap praktika konsultan akan diciptakan model baru yang berbeda dari model sebelumnya, kreativitas memang sulit akan tetapi menarik bagi yang menyenanginya.

o   Penambahan atas teori dasar yang ada.

Dalam pola ketiga ini bentuk intervensinya memberikan tambahan kepada teori dasar yang sudah ada. Dengan kata lain konsultan menciptakan teori dan metodologi baru yang menambah, mengembangkan, dan memperbaiki teori dasar yang ada. Pola ini sebenarnya jarang dan sulit dilakukan oleh konsultan. Sebenarnya pola intervensi ini demanding, karena konsultan selain mengamalkan praktika konsultasi diapun melakukan riset di bidangnya. Sehingga mampu menemukan model-model baru. Suatu contoh yang sangat baik tentang pola ketiga ini ialah usaha-usaha yang dilakukan oleh Kurt Lewin yang terkenal sampai sekarang dengan sebutan action research.



5.    Apa saja yg dilakukan dalam peroses evaluasi

·        Tahapan sebelum mengadakan evaluasi
Terdapat urutan atau proses yang mendasari sebelum melakukan evaluasi, yaitu:
o   Mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian awal.Konsep perlu direncanakan secara matang sebelum diadakan eksekusi pesan dan perlu diadakan uji coba untuk mengecek kesesuaian antara draft yang dibuat dengan eksekusi pesannya.
o   Dengan uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba mencari tanggapan dari khalayak. Tanggapan dari khalayak ini penting untuk mengukur efektifitas pesan yang disampaikan.
            Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi.. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan.
Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.

Selasa, 04 Juni 2013

Hukuman Fisik Pada Anak




Terkadang orang tua menghukum anak untuk menghentikan perilaku yang tidak diinginkan , akan tetapi anak-anak biasanya akan lebih banyak belajar melalui penguatan kepada perilaku yang baik.  Hukuman fisik didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan fisik dengan tujuan menyebabkan anak mengalami rasa sakit, bukan luka, untuk tujuan koreksi, atau control perilaku anak. Hukuman tersebut dapat mencakup memukul pantat, meninju, mencubit, menampar, mengguncang (yang dapan menjadi fatal bagi bayi), dan tindakan fisik lain. Hukuman fisik merupakan bagian yang mendarah daging dalam sosialisasi banyak anak. Banyak orang percaya bahwa hukuman tersebut lebih efektif dibandingkan koreksi lain dan tidak begitu menyakitkan jika dilakukan oleh orang tua yang disayangi. Akan tetapi, bukti yang terus meningkat menyatakan bahwa keyakinan ini tidak benar bahkan hukuman fisik dapat menghasilkan konsekuensi negative yang serius, dan karena itu seharusnya tidak digunakan.
Para tokoh menyatakan bahwa gaya pengasuhan memiliki pengaruh terhadap kompetensi anak berhadapan dengan dunia mereka. Dan berikut adalah gaya pengasuhan orang tua terhadap anak,
Gaya pengasuhan orang tua :
1.    Orang Tua Otoritarian
Memandang penting control dan kepatuhan tanpa syarat. Mereka mencoba membuat anak menyesuaikan diri dengan serangkaian standar perilakudan menghukum mereka secara membabi buta dan dengan keras atas pelanggaran yang dilakukannya. Mereka menjadi lebih terlepas dan kurang hangat dibandingkan orang tua lain. Anak mereka cenderung menjadi lebih tidak puas, menarik diri, dan tidak percaya kepada orang lain.

2.    Orang Tua Permisif
Menghargai ekspresi diri dan regulasi diri. Mereka mungkin membuat beberapa permintaan dan mengizinkan anak untuk memonitor aktifitas mereka sendiri sebanyak mungkin. Jika harus membuat peraturan, maka mereka akan menjelaskan alasanya kepada anak-anak mereka. Mereka berkonsultasi dengan  anak-anaknya tentang keputusan kebijakan dan jarang menghukum. Mereka hangat, tidak mengontrol, dan tidak menuntut. Anak pra sekolah mereka cenderung menjadi tidak dewasa, sangat kurang control diri dan kurang eksplorasi.

3.    Orang Tua Otoritatif
Menghargai individualitas anak akan tetapi juga menekankan batasan social. Mereka memiliki keyakinan diri akan kemampuan mereka membimbing anaknya, tetapi mereka juga menghormati indenpendensi keputusan, ketertarikan, pendapat, dan kepribadian anak. Mereka mencintai dan menerima, tetapi juga menuntut perilaku yang baik, dan kokoh dalam mempertahankan standar, dan memiliki keinginan untuk menjatuhkan keinginan yang bijaksana dan terbatas ketika memang hal tersebut dibutuhkan, dalam konteks hubungan yang hangat dan sportif.

10 alasan untuk tidak melakukan hukuman fisik :

1.    Menunjukkan pesan, yang lebih kuat adalah yang benar

Bila orang tua menggunakan hukuman fisik untuk menunjukkan kepada si anak akan kesalahannya maka pesan yang dikirim adalah: “siapa yang lebih kuat dan lebih besar bias memutuskan apa yang benar dan apa yang salah”.
Perlu dipikirkan, apakah orang tua ingin mengajarkan kepada anak bahwa untuk mengutarakan pendapatnya pendapatnya atau untuk menunjukkan ia benar adalah dengan berbuat kasar atau bertubuh besar?


2.    Mengajarkan: orang dewasa boleh menyakiti fisik orang yang lebih muda

Member hukuman fisik kepada anak mengajarkan, orang yang lebih tua dan lebih besar, memiliki hak untuk menyakiti fisik orang yang lebih muda dan bertubuh kecil. Pesan ini amat membingungkan si anak bila ia juga diaajar untuk tidak memukul orang lain. Apa jadinya bila si anak kelak tumbuh menjadi orang yang bertubuh lebih besar dari orang tuanya?


3.    Mencontohkan bahwa kekerasan akan menyelesaikan segala masalah

Memberi hukuman fisik juga menunjukkan kepada anak bahwa kekerasan adalah cara yang tepat dan diperbolehkan untuk menyelesaikan masalah dalam hidup. Hukuman fisik dari orang tua kepada anak akan diartikan sebagai bentuk bullying, mengirim pesan kepada anak bahwa ini adalah cara efektif untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan.


4.   Merusak kepercayaan diri anak

Bila si kecil dipukul oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya, maka aka nada pertanyaan yang berkelebat dibenak anak, seperti,”apa ada yang salah dengan saya?”. Harga diri adalah hal yang sungguh penting dalam diri seseorang, sayangnya, sayangnya hal ini pula punya bentukan yang sangat ringkih. Bila anda ingin anak sukses dalam hidup, level dari harga diri adalah salah satu factor terpenting yang ia perlukan.


5.    Menciptakan gejala masalah mental

Menurut sebuah study, hukuman fisik dari orang tua kepada anak anakn menciptakan masalah mental anak dimasa depan.


6.   Merusak kepercayaan dan hubungan orang tua-anak

Bila sesorang dipukul, apakah ada yang berterimakasih dan bersyukur kepada orang yang memukul? Kemungkinan terbesar, benak akan berkata”saya benci kamu” atau komenar-komentar lain yang bersifat benci. Anak-anak berharap orang tuanya akan melindungi dan mencintainya dengan kasih, bukan dengan pukulan. Pukulan atau hukuman fisik lainnya membuat si anak berfikir mengenai konsep tersebut.


7.   Tak bisa belajar optimal

Penelitian membuktikan, tubuh tidak bisa belajar dan berfikir bila selalu dalam keadaan takut. Rasa takut menciptakan insting bertahan atau melawan serta mengucurkan hormone adrenalin dan kortisol dalam darah. Bila ini terjadi maka otak tak akan mampu berfikir maupun belajar.


8.    Mengurangi efek orang tua pada anak

Hubungan baik dan harmonis memudahkan seseorang untuk menciptakan efek dalam member masukan, arahan dan sebagainya.


9.    Membuat anak mencari cara untuk lari dari orang tuanya

Kebanyakan orang akan melakukan apa yang mereka inginkan kecuali resiko hukumannya cukup tinggi. Hukuman fisik dari orang tua yang berulang akan membuat si anak mencoba mencari cara berbohong atau lari dari orang tuanya bila ia melakukan kesalahan. Bila terus terjadi, ia akan selalu merasa takut dan selalu mencari cara untuk lari dari orang tuanya.


10. Ada banyak cara untuk mengajar anak tentang disiplin ketimbang hukuman fisik

Hukuman fisik bukan cara satu-satunya untuk orang tua mengajarkan disiplin atau membebarkan kesalahan yang telah dilakukan anak ada banyak cara komunikasi yang lebih efektif untuk member ajaran kepada anak. Hanya karena orang tua dari orang tua menggunakan hukuman fisik dijaman dahulu. Bukan berarti hal itu boleh menjadi alasan untuk melakukan hal itu kepada anaknya.