Tugas Portofolio 1
A. Pengantar
1. Definisi
Manajemen
Menurut
Dr. SP. SIAGIAN dalam buku “Filsafat
administrasi” menegement dapat diadefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangkapencapaian tujuan melalui orang lain.
Definisi Management atau pengertian Management dapat kita lihat di beberapa
sumber yang cukup terkenal lainnya.
Pengartian
management menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yaitu “pengguna sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran” atau “pemimpin yang bertanggung
jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. Kata management seperti yang
anda ketahui berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata
dasar “manage”.
Kata
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.
2. Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
pap yang diinginkan pihak lainnya.
Pengertian
Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Moejiono
(2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh
satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance
induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau
pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk
kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari
beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
3.
Teori Kepemimpinan
Contingency Fiedler (Matching Leaders And Task)
Model
teori ini dikembangkan oleh Fiedler. Fiddler mendefinisikan efektivitas
pemimpin dalam hal performa grup dalam mencapai tujuannya. Fiddler membagi tipe
pemimpin menjadi 2: yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada
maintenance. Dari observasi ini ditemukan fakta bahwa tidak ada korelasi konsisten
antara efektifitas grup dan perilaku kepemimpinan.
Pemimpin
yang berorientasi pada tugas akan efektif pada 2 set kondisi.
-
Pada set yang pertama, pemimpin ini
sangat memiliki hubungan yang baik dengan anggotanya, tugas yang didelegasikan
pada anggota sangat terstruktur dengan baik, dan memiliki posisi yang tinggi
dengan otoritas yang tinggi juga. Pada keadaan ini, grup sangat termotivasi
melakukan tugasnya dan bersedia melakukan tugas yang diberikan dengan
sebaik-baiknya.
-
Pada set yang kedua, pemimpin ini
tidak memiliki hubungan yang baik dengan anggotanya, tugas yang diberikan tidak
jelas, dan memiliki posisi dan otoritas yang rendah. Dalam kondisi semacam ini,
pemimpin mempunyai kemungkinan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam
mengambil keputusan, dan mengarahkan anggotanya.
Dari
hasil penelitian, Fiedler menyimpulkan bahwa pendekatan yang berorientasikan
tugas lebih efektif bila kondisi kelompok sangat menguntungkan (pemimpin
baik/hubungan kelompok baik, posisi pemimpin kuat, dan struktur buruk/relasi
kelompok buruk , posisi pemimpin lemah dan tugas yang tidak jelas).
Kepemimpinan yang berorientasi kelompok lebih disukai/baik bila kondisi relatif
stabil, yang dengan demikian perhatian dapat dicurahkan pada preservasi relasi
kelompok, upaya pencegahan konflik, dan pekerjaan yang tidak efisien yang
kemudian dapat membuat keadaan kelompok menjadi tidak harmonis.
4. Teori
Kepemimpinan Vroom&Yetton
Salah
satu tugas utama dari seorang pemimpin adalah membuat keputusan. Karena
keputusan2 yg dilakukan para pemimpin sering kali sangat berdampak kpd para
bawahan mereka, maka jelas bahwa komponen utama dari efektifitas pemimpin
adalah kemampuan mengambil keputusan yang sangat menentukan keberhasilan ybs
melaksanakan tugas2 pentingnya.Menurut teori ini, gaya kepemimpinan yang tepat
ditentukan oleh corak persoalan yang dihadapi oleh macam keputusan yang harus
diambil. Model teori ini dapat digunakan untuk :
-
Membantu mengenali berbagai jenis
situasi pemecahan persoalan secara berkelompok ( group problem solving
situation)
-
menyarankan gaya – gaya kepemimpinan
mana yang dianggap layak untuk setiap situasi. Ada tiga perangkat parameter
yang penting yaitu klasifikasi gaya kepemimpinan, kriteria efektivitas
keputusan, kriteria penemukenalan jenis situasi pemecahan persoalan.
Vroom
dan Yetton (1973) mengembangkan model kepemimpinan normatif dalam 3 kunci
utama: metode taksonomi kepemimpinan, atribut-atribut permasalahan, dan pohon
keputusan (decision tree). 5 tipe kunci metode kepemimpinan yang
teridentifikasi (Vroom & Yetton, 1973):
1.
Autocratic I:
membuat
keputusan dengan menggunakan informasi yang saat ini terdapat pada pemimpin.
2. Autocratic
II:
membuat
keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat pada seluruh anggota
kelompok tanpa terlebih dahulu menginformasikan tujuan dari penyampaian
informasi yang mereka berikan.
3. Consultative
I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan, mengetahui
ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke dalam kelompok; lalu
membuat keputusan.
4. Consultative
II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide dan saran mereka saat
diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian membuat keputusan.
5. Group
II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi kelompok,
serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh kelompok.
5. Path-goal
Theory Dalam Kepemimpinan
Menurut
teori path-goal, suatu perilaku pemimpin dapat diterima oleh bawahan pada
tingkatan yang ditinjau oleh mereka sebagai sebuah sumber kepuasan saat itu
atau masa mendatang. Perilaku pemimpin akan memberikan motivasi sepanjang (1)
membuat bawahan merasa butuh kepuasan dalam pencapaian kinerja yang efektif,
dan (2) menyediakan ajaran, arahan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan
dalam kinerja efektif (Robins, 2002).
Model
path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan
melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan
sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Teori Pengharapan (Expectancy
Theory) menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh
hubungan antara usaha dan prestasi (path-goal) dengan valensi dari hasil (goal
attractiveness). Individu akan memperoleh kepuasan dan produktif ketika melihat
adanya hubungan kuat antara usaha dan prestasi yang mereka lakukan dengan hasil
yang mereka capai dengan nilai tinggi. Model path-goal menganjurkan bahwa
kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar:
Fungsi
Pertama; adalah memberi kejelasan alur. Maksudnya, seorang pemimpin harus mampu
membantu bawahannya dalam memahami bagaimana cara kerja yang diperlukan di
dalam menyelesaikan tugasnya.
Fungsi
Kedua; adalah meningkatkan jumlah hasil (reward) bawahannya dengan memberi
dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka.
B.Perencanaan,
Penetapan Management
1. Definisi Dari
Perencanaan Management
perencanaan
didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana
hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang dibutuhkan,
tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi
ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
2.
Langkah-langkah dalam
menyusun perencanaan management
Sebelum
para manager dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih
dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan.
Pada tahap perencanaan manager menentukan Apa yang akan dikerjakan, Kapan akan
dikerjakan, Siapa yang akan mengerjakan dan Bagaimana mengerjakannya. Berikut
ini langkah- langkah dalam menyusun perencanaan management :
o
Merumuskan Misi dan Tujuan.
Usaha
sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran-sasaran,
kebijakan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama
perusahaan yang bersangkutan.
o
Memahami Keadaan Saat ini.
Perencanaan
menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang,
untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah
yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan
sampai jangka panjang.
o
Mempertimbangkan faktor pendukung dan
penghambat tercapainya Tujuan.
Segala
kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini
mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan
dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.
o
Menyusun rencana Kegiatan untuk
mencapai Tujuan.
Tujuan
dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a. Menyusun
berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat
dipilih.
b. Menilai
dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
c. Memilih
dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara
alternatif-alternatif lain.
3. Manfaat
Perencanaan Dalam Suatu Organisasi
Organisasi
adalah dimana sekumpulan orang-orang saling berpendapat dan mengerjakan suatu
hal dimana hal tersebut membutuhkan suatu hasil yang diharapkan oleh satu organisasi
tersebut.Organisasi membutuhkan suatu perencanaan untuk memudahkan pekerjaan
mereka dalam memutuskan suatu keputusan yang ingin diambil.
Manfaat
perencanaan bagi organisasi :
§
Membantu manajemen untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
§
Membuat tujuan lebih khusus,terperinci
dan mudah di pahami
§
Meminimumkan pekerjaan yang tidak
pasti
§
Manajer memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas
4. Jenis - Jenis
Perencanaan Dalam Organisasi
§ Perencanaan
Strategis
Yang
disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi
organisasi. Sering juga disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range
planning) adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka
panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang
harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi
tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang
harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus
bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya
perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah
diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara
menghadapinya.
§
Perencanaan Taktis / Taktik
Pada
tingkat kedua dari perencanaan, taktis, kinerja berada dalam setiap area
fungsional bisnis, termasuk sumber daya tertentu. Perkembangannya terjadi oleh
tingkat organisasi menengah, bertujuan untuk efisiensi penggunaan sumber daya
yang tersedia untuk jangka menengah proyeksi. Dalam perusahaan besar dengan
mudah mengidentifikasi tingkat perencanaan, yang diberikan oleh setiap kepala
bagian.
Bagian
taktis merupakan proses yang berkelanjutan, yang bertujuan dalam waktu dekat,
merampingkan pengambilan keputusan dan menentukan tindakan. Bagian Ini
dilakukan secara sistemik karena merupakan totalitas yang dibentuk oleh sistem
dan subsistem, seperti yang terlihat dari sudut pandang sistemik
§
Rencana operasional
Yang
merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan. Rencana
Operasional terdiri atas bentuk , yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use
plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan
segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans),
yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi untuk menghadapi situasi
berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
§
Perencanaan Normatif
Mengacu
pada penciptaan standar, kebijakan serta peraturan yang ditetapkan untuk
operasi organisasi. Hal ini bergantung pada pembentukan standar, metodologi dan
metode untuk berfungsinya kegiatan yang direncanakan.
Standar-standar
tentang pendirian aturan dan / atau undang-undang dan / atau kebijakan dalam
setiap kelompok atau organisasi, terutama untuk menjaga pengendalian,
pemantauan dan pengembangan perencanaan dan pengembangan standar dan kebijakan.
Perencanaan berhubungan erat dengan desain struktur organisasi. Ini berlaku di
daerah yang sangat spesifik, yang umumnya adalah mereka yang mengawasi dan
menentukan aspek pada tingkat lainnya tidak dapat dipisahkan.