Pagi yang indah, aku dan adik adik ku bermain di air terjun. Tidak terasa matahari pun sudah berada di sebelah barat, kami pun bergegas untuk pulang ke rumah. Sesampainya di tengah perjalanan, kami hilang arah dan tidak ingat arah jalan pulang. Hari pun semakin gelap, tetapi kami mencoba menelusuri jalan pulang “kak, kita dimana?” tanya adik ku saat itu lalu aku menjawabnya “sebentar ya dik kakak sedang mengingat jalan pulang” aku pun makin binggung dan berpikir yang tidak-tidak.
Hari semakin lama semakin gelap dan bulan pun mulai memancarkan sinarnya, adik ku bertanya kembali sambil menangis “kakak kita dimana aku mau pulang ka“ ,dengan muka panik aku pun menjawab dan menenangkan adik ku “iya dik, sebentar lagi kita sampai”. Langkah demi langkah pun kami lewati, dan tiba-tiba kami mendengar suara-suara aneh, dan adikku pun bertanya-tanya “itu suara apa kak?” lalu aku pun menjawab pertanyaan adik ku “itu hanya suara desir angin dik”. Setelah beberapa saat kami berjalan terus kami menemukan sebuah gubuk, lalu aku ragu ingin mengetuk pintu gubuk tersebut atau hanya melewati gubuk tersebut. Tapi aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu itu. Walaupun sejujurnya aku tidak berani untuk mengetuk pintu gubuk itu.
Kemudian aku mengetuk pintunya beberapa kali “tok tok tok” suara ketukan pintu dan aku sambil berkata “permisi apa ada orang didalam?“ adikku pun berkata “kakak aku takut“ , dan tiba-tiba pintu itu pun terbuka terlihat gelap dari dalam dan ada sedikit cahaya dari lilin, lalu ada sosok nenek berbadan bungkuk menggunakan baju kebaya yang sudah lusuh ,akupun terkejut dan amat sangat ketakutan adiku pun berkata “kakak ayo kita pergi dari sini, aku takut ka” sambil menangis dan menggengam erat tangan ku, aku pun tak bisa berkata apa-apa, tiba-tiba nenek itu berkata dengan nada sedikit keras “ada apa dan kenapa kalian kesini?“.
Aku dengan sedikit ketakutan menjawab dengan gagap “ ka ka kami terse se se sat nek” nenek itu pun menjawab “dimana rumah kalian?” aku pun menjawab “ka ka kami tidak tau nek, kami ingin pulang nek,orang tua kami pasti cemas memikirkan kami”, nenek itu pun mejawab “yasudah kalian menginap saja disini untuk semalam besok kalian aku antarkan pulang“. Adikku meringis dan berkata ”aku ingin pulang, mama papa aku takut” lalu aku menenangkan adiku, nenek itu pun menyuruh kami masuk dan mempersilahkan kami duduk, dan ternyata nenek itu orang baik dia membuat kan kami secangkir teh hangat dan memberikan kami selimut. Dia bertanya “kalian pendatang ya?” aku menjawab “iya nek, kami dari Jakarta” lalu nenek itu bertanya lagi “siapa nama mu dan siapa nama gadis kecil yang canti itu?” sambil tersenyum dan aku menjawab “nama ku Rizka” (sambil bermenyenggol adik ku dan menyuruh menjawab pertanyaan nenek itu) dan adik ku pun menjawab dengan terbata-bata “nama ku Melisa, nek”. Nenek itu berkata “sebaiknya kalian lekas tidur karena kalian akan aku antarkan pagi-pagi sekali agar orang tua kalian tidak cemas lagi”.
Matahari pun telah memancarkan sinarnya, dan nenek pun membangunkan kami “nak, sudah pagi, lekas bangun, aku sudah menyiapkan air hangat untuk kalian mandi dan sarapan pagi di meja makan, sebaiknya kalian lekas mandi dan sarapan agar kalian cepat bertemu dengan orang tua kalian” kamipun menjawab “iya nek, terima kasih banyak” sambil memeluk nenek.
Setelah mandi dan sarapan kami di antarkan nenek ke pematang sawah dan di situ banyak warga kampung berkumpul, setelah sampai di sana nenek pun menjelaskan kepada warga dan dengan sangat kebetulan di situ ada tetangga dari kakek nenek kami, dan dia berkata “mereka selamam hilang kami sudah mencari kemana-mana tetapi tidak juga ditemukan, ayo nak saya antarkan pasti orang tua kalian sangat cemas menunggu kalian”.
Sempailah kami di rumah kakek nenek kami bersama tetangga kami. Ayah dn ibu kami langsung memeluk kami sambil tersenyum senang dan banyak bertanya kepada kami apa yang telah terjadi terhadap kami dan kami pun menceritakannya.