A. Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Pada mulanya penyesuaian diri
diartikan sama dengan adaptasi, padahal adaptasi pada umumnya mengarah pada
penyesuaian diri dalam arti fisik, fisioligis, dan bioligis.
Dalam istilah psikologi, penyesuaian
di sebut dengan istilah adjustment, merupakan suatu hubungan yang harmonis dan
lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 2000:11)
Penyesuaian diri dapat diartikan
suatu proses yang berupa respon mental dan perilaku yang merupakan suatu usaha
individu untuk mengatasi dan menguasai kebutuhan-kebutuhannya, frustasi dan
konflik supaya dapat kecocokan antara tuntutan dari dalam dirinya dengan
tuntutan dari lingkungannya (Schneiclers)
Dapat disimpulkan penyesuaian diri
adalah usaha manusia untuk menyelaraskan diri dengan lingkungannya atau
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan dirinya sendiri untuk
mendapatkan kenyamanan hidupnya.
2.Konsep Penyesuaian Diri
Konsep yang dideskripsikan sebagai
adaptasi dan mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan mendapatkan
kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah serta dapat mengadakan hubungan relasi
yang memuaskan dengan tuntutan sosial.
3. Pertumbuhan Personal
Proff Gessel menyatakan bahwa
pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus menerus.
Setiap manusia akan mengalami
pembentukan pribadi atau karakternya untuk membentuk kepribadiannya membutuhkan
proses yang panjang dan banyak factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu
terutama keluarga, karena kita lebih sering bersama dengan keluarga.
a. Penekanan Pertumbuhan
Penyesuaian Diri, dan Pertumbuhan
Merupakan perubahan secara
fisiologis dari hasil proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung
secara normal pada anak yang sehat dan waktu yang normal
b. Variasi dalam
pertumbuhan
Ada 4 variasi dalam penyesuaian diri
dalam kehidupan seseorang, yaitu:
-
Penyesuaian dengan dirinya sendiri
(Personal Adjustment)
-
Penyesuaian sosial (social adjustment)
-
Penyesuaian diri dengan pernikahan
(marital adjustment)
-
Penyesuaian diri dengan pekerjaan
(vocational adjustment)
Dala
melakukan penyesuaian diri, ada rintangan yang menyebabkan ketidak berhasilan untuk
melakukan penyesuaian diri. Halangan atau rintangan tersebut ada pada dalam
diri tersebut atau dari luat diri tsb
c. Kondisi-kondisi untuk
bertumbuh
Dalam penelitian menunjukkan
gangguan dalam sistim saraf, kelenjar, dan otot yang dapat menimbulkan tanda
gangguan mental tingkah laku kepribadian.
Untuk dapat melakukan penyesuaian
diri yang baik, maka diperlukan juga kondisi tubuh yang baik. Jika mengalami
kondisi tubuh atau jasmaniah yang tidak baik maka penyesuaian diri juga akan
terganggu
d. Fenomena pertumbuhan
Setiap manusia memiliki dan mengalami
hidupnya atau dunianya dengan caranya masing-masing, pengalaman manusia satu
dengan yang lainnya berbeda-beda.
B. Stress
1. Apa itu stress? Dan apa saja
efek-efek dari stress
Kata
stress berasal dari kata laitin yaitu
stringere yang mengalami petubahan berkelanjutan mulai dari straise, strest,
stresce, lalu stress.
Pengertian
stress itu sendiri dalam psikologi diartikan sebagai ketegangan, tekanan,
tekanan batin, tegangan, konflik.
Stress
adalah suatu keadaan yang bersifat internal yang disebabkan oleh tuntutan
fisik, lingkungan dan situasi sosial yang merusak dan tidak terkontrol.
Efek
yang ditimbulkan stress adalah dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit
dan gangguan mental.
Selain
itu efek stress bagi tubuh yang jarang atau kurang diketahui atau disadari pada
diri kita atau masyarakat banyak yaitu keringat berlebih, kesulitan dalam
memutuskan sesuatu, perubahan suasana hati, nyeri otot, letih dan lesu,
kehilangan kepercayaan diri, kerontokan rambut, dan gangguan pada kulit.
“
General Adaption Syndrom” menurut Hans Selye
Ada
3 vtahap yang dapat ditentukan sehubung terhadap stress manusia, yaitu:
-
Tahap
kecemasan (Alarm stage)
Pada tahap ini terjadi
sebagai reaksi terhadap ancaman yang dirasakan, yang dimana reaksi tersebut
akan ditunjukkan oleh tubuh dengan tanda-tanda seperti muka pucat, keringat
dingin, jantung berdebar, darah terasa mengalir cepat.
-
Tahap
perlawanan (Resistanoe stage)
Pada tahap perlawanan ini
tubuh akan beradaptasi terhadap stressor dan akan terus menerus bertahan dengan
situasi tersebut
-
Tahap
keletihan (Exhaustion stage)
Pada tahap ini di tandai
dengan melemahnya sumber-sumber daya pertahanan tubuh sehingga akan rentan
terhadap penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian
2.Faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress
Adapun
faktor-faktor individual yang menjadi penyebab stress, diantaranya factor individu,
seperti keluarga contohnya seperti ekonomi yang sulit, dapat menyebabkan stress
contoh yang lainnya adalah kehilangan harta atau jabatan atau kehilangan orang
yang di sayangi.
Selain
itu juga ada factor sosial yang menjadi penyebab stress itu sendiri, seperti
pada lingkungan pekerjaan, yaitu beban pekerjaan yang berat dan waktu yang
singkat juga dapat menimbulkan seseorang menjadi stress.
3. Tipe-tipe stress psikologi
a. Tekanan
Tekana yang dialami pada tipe-tipe
stress ini yang biasa dialami bisa berasal dari tekanan fisik dan juga tekanan
kejiwaan
b. Frustasi
Frustasi adalah suatu harapan yang
diinginkan dan kenyataan yang tidak sesuai dan tidak terjadi dengan apa yang
diharapkan. Frustasi dapat diartikan juga dengan dimana keadaan seseorang byang
sedang kalut, terlalu banyak masalah, tekanan dan lain-lain sehingga seseorang
tersebut tidak dapat menyelesaikankannya.
c. Konflik
Konflik berasal dari kata latin
yaitu conflictus yang arinya keadaan atau situasi yang terdapat pihak yang
berusaha melakukan mogok secara kekerasan atau sebagai wujudnya ketidak
persetujuan terhadap sesuatu
Penyebab-penyebab konflik adalah :
-
Karena perbedaan individu yang
meliputi perbedaan dan perasaan
-
Perbedaan kepentingan antara
individu atau kelompok
-
Karena adanya perbedaan latar
belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda
-
Perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat
d. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu respon dari
pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan dan diikuti dengan perasaan
gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan melibatkan perasaan yang tidak
menyenangkan yang sifatnya subjektif dan kecemasan muncul karena menghadapi
tegangan, ancaman, kegagalan, perasaan yang tidak nyaman.
Dalam kecemasan ada klasifikasi
tingkatan kecemasan yaitu:
-
Kecemasan ringan
Manifestasi yang terjadi pada
keadaan ini adalah kelelahan, mampu untuk belajar, tingkah laku sesuai dengan
situasi
-
Kecemasan sedang
Yang terjadi pada kecemasan sedang
ini adalah mampu belajar tetapi tidak optimal, konsentrasi menurun, mudah
tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis
-
Kecemasan berat
Tanda-tanda pada kecemasan ini
adalah pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur (insomnia), diare, tidak mau
belajar secara efektif, dan bingung
-
Panik
Manifestasi yang terjadi adalah
pucat, susah bernafas, berteriak, menjerit, dan tidak dapat berespon terhadap
perintah yang sederhana
4.Symptom-Reduang
Responses terhadap Stress, Mekanisme terhadap Pertahanan Diri dan Strategi
Coping untuk mengatasi Stress “Minor”
Mekanisme pertahanan diri yang bisa
digunakan individu untuk di jadikan strategi saat menghadapi stress, yaitu:
-
Identifikasi
-
Kompensasi
-
Overcompensation atau Reaction
Formation
-
Sublimasi
-
Proyeksi
-
Introyeksi
-
Reaksi konversi
-
Represi
-
Supresi
-
Derail
-
Regresi
-
Fantasi
-
Negativisme
-
Sikap mengkritik orang lain
Selai mekanisme
pertahanan diri, seseorang juga dapat menggunakan berbagai strategi coping
untuk mengatasi stress “minor”.
Stress “minor”
merupakan stess yang tidak terlalu besar yang berpengaruh terhadap individu
yang merasakannya. Contohnya kecelakaan, telat dating ke sekolah atau kantor,
mendapat nilai yang tidak bagus atau buruk.
Untuk mengatasi
stress “minor” dapat mengatasi dengan istirahat yang cukup dan olah raga yang
teratur karena dengan cara hidup yang teratur dapat membuat orang jarang
mengalami stress.
5.Pendekatan Problem Solving terhadap Stress Bagaimana
Meningkatkan Toleransi Stress
Dalam
memecahkan masalah berdasarkan informasi yang akurat sehingga dapat diambil
kesimpulan yang akurat. Dengan melakukan sugesti kepada diri sendiri juga dapat
efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri dan memberika
nsugesti yang positif kepad diri sendiri.
Dalam
problem solving, individu membentuk suatu perencanaan menghilangkan atau
mengatasi stress dengan secara teliti, hati-hati, bertahap dan analitis.
Cara
meningkatkan stress ada 2 yaiitu secara fisik dengan cara makan dan minum yang
cukup dan gizi yang cukup, berolahraga yang teratur, relaksasi otot dan
lain-lain.
Sedangkan
secara psikis adalah sadarnya bahwa stress selalu ada dalam kehidupan dan dialami
pada setiap manusia.
sumber : papinyalulla.blogspot.com
khaayurika.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar