Terkadang orang tua menghukum anak
untuk menghentikan perilaku yang tidak diinginkan , akan tetapi anak-anak
biasanya akan lebih banyak belajar melalui penguatan kepada perilaku yang
baik. Hukuman fisik didefinisikan
sebagai penggunaan kekuatan fisik dengan tujuan menyebabkan anak mengalami rasa
sakit, bukan luka, untuk tujuan koreksi, atau control perilaku anak. Hukuman
tersebut dapat mencakup memukul pantat, meninju, mencubit, menampar,
mengguncang (yang dapan menjadi fatal bagi bayi), dan tindakan fisik lain.
Hukuman fisik merupakan bagian yang mendarah daging dalam sosialisasi banyak
anak. Banyak orang percaya bahwa hukuman tersebut lebih efektif dibandingkan
koreksi lain dan tidak begitu menyakitkan jika dilakukan oleh orang tua yang
disayangi. Akan tetapi, bukti yang terus meningkat menyatakan bahwa keyakinan
ini tidak benar bahkan hukuman fisik dapat menghasilkan konsekuensi negative
yang serius, dan karena itu seharusnya tidak digunakan.
Para tokoh menyatakan bahwa gaya
pengasuhan memiliki pengaruh terhadap kompetensi anak berhadapan dengan dunia
mereka. Dan berikut adalah gaya pengasuhan orang tua terhadap anak,
Gaya pengasuhan orang tua :
1. Orang Tua Otoritarian
Memandang penting
control dan kepatuhan tanpa syarat. Mereka mencoba membuat anak menyesuaikan
diri dengan serangkaian standar perilakudan menghukum mereka secara membabi
buta dan dengan keras atas pelanggaran yang dilakukannya. Mereka menjadi lebih
terlepas dan kurang hangat dibandingkan orang tua lain. Anak mereka cenderung
menjadi lebih tidak puas, menarik diri, dan tidak percaya kepada orang lain.
2. Orang Tua Permisif
Menghargai ekspresi diri
dan regulasi diri. Mereka mungkin membuat beberapa permintaan dan mengizinkan
anak untuk memonitor aktifitas mereka sendiri sebanyak mungkin. Jika harus
membuat peraturan, maka mereka akan menjelaskan alasanya kepada anak-anak
mereka. Mereka berkonsultasi dengan
anak-anaknya tentang keputusan kebijakan dan jarang menghukum. Mereka
hangat, tidak mengontrol, dan tidak menuntut. Anak pra sekolah mereka cenderung
menjadi tidak dewasa, sangat kurang control diri dan kurang eksplorasi.
3. Orang Tua Otoritatif
Menghargai
individualitas anak akan tetapi juga menekankan batasan social. Mereka memiliki
keyakinan diri akan kemampuan mereka membimbing anaknya, tetapi mereka juga
menghormati indenpendensi keputusan, ketertarikan, pendapat, dan kepribadian
anak. Mereka mencintai dan menerima, tetapi juga menuntut perilaku yang baik,
dan kokoh dalam mempertahankan standar, dan memiliki keinginan untuk
menjatuhkan keinginan yang bijaksana dan terbatas ketika memang hal tersebut
dibutuhkan, dalam konteks hubungan yang hangat dan sportif.
10 alasan untuk tidak melakukan
hukuman fisik :
1. Menunjukkan pesan, yang
lebih kuat adalah yang benar
Bila orang tua
menggunakan hukuman fisik untuk menunjukkan kepada si anak akan kesalahannya
maka pesan yang dikirim adalah: “siapa yang lebih kuat dan lebih besar bias
memutuskan apa yang benar dan apa yang salah”.
Perlu dipikirkan,
apakah orang tua ingin mengajarkan kepada anak bahwa untuk mengutarakan
pendapatnya pendapatnya atau untuk menunjukkan ia benar adalah dengan berbuat
kasar atau bertubuh besar?
2. Mengajarkan: orang
dewasa boleh menyakiti fisik orang yang lebih muda
Member hukuman fisik
kepada anak mengajarkan, orang yang lebih tua dan lebih besar, memiliki hak
untuk menyakiti fisik orang yang lebih muda dan bertubuh kecil. Pesan ini amat
membingungkan si anak bila ia juga diaajar untuk tidak memukul orang lain. Apa
jadinya bila si anak kelak tumbuh menjadi orang yang bertubuh lebih besar dari
orang tuanya?
3. Mencontohkan bahwa
kekerasan akan menyelesaikan segala masalah
Memberi hukuman fisik
juga menunjukkan kepada anak bahwa kekerasan adalah cara yang tepat dan
diperbolehkan untuk menyelesaikan masalah dalam hidup. Hukuman fisik dari orang
tua kepada anak akan diartikan sebagai bentuk bullying, mengirim pesan kepada
anak bahwa ini adalah cara efektif untuk membuat orang lain melakukan apa yang
kita inginkan.
4. Merusak kepercayaan diri
anak
Bila si kecil dipukul
oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya, maka aka nada pertanyaan yang
berkelebat dibenak anak, seperti,”apa ada yang salah dengan saya?”. Harga diri
adalah hal yang sungguh penting dalam diri seseorang, sayangnya, sayangnya hal
ini pula punya bentukan yang sangat ringkih. Bila anda ingin anak sukses dalam
hidup, level dari harga diri adalah salah satu factor terpenting yang ia
perlukan.
5. Menciptakan gejala
masalah mental
Menurut sebuah study,
hukuman fisik dari orang tua kepada anak anakn menciptakan masalah mental anak
dimasa depan.
6. Merusak kepercayaan dan
hubungan orang tua-anak
Bila sesorang dipukul,
apakah ada yang berterimakasih dan bersyukur kepada orang yang memukul?
Kemungkinan terbesar, benak akan berkata”saya benci kamu” atau komenar-komentar
lain yang bersifat benci. Anak-anak berharap orang tuanya akan melindungi dan
mencintainya dengan kasih, bukan dengan pukulan. Pukulan atau hukuman fisik
lainnya membuat si anak berfikir mengenai konsep tersebut.
7. Tak bisa belajar optimal
Penelitian membuktikan,
tubuh tidak bisa belajar dan berfikir bila selalu dalam keadaan takut. Rasa
takut menciptakan insting bertahan atau melawan serta mengucurkan hormone
adrenalin dan kortisol dalam darah. Bila ini terjadi maka otak tak akan mampu
berfikir maupun belajar.
8. Mengurangi efek orang
tua pada anak
Hubungan baik dan
harmonis memudahkan seseorang untuk menciptakan efek dalam member masukan,
arahan dan sebagainya.
9. Membuat anak mencari
cara untuk lari dari orang tuanya
Kebanyakan orang akan
melakukan apa yang mereka inginkan kecuali resiko hukumannya cukup tinggi.
Hukuman fisik dari orang tua yang berulang akan membuat si anak mencoba mencari
cara berbohong atau lari dari orang tuanya bila ia melakukan kesalahan. Bila
terus terjadi, ia akan selalu merasa takut dan selalu mencari cara untuk lari
dari orang tuanya.
10. Ada banyak cara untuk mengajar anak tentang disiplin
ketimbang hukuman fisik
Hukuman fisik bukan
cara satu-satunya untuk orang tua mengajarkan disiplin atau membebarkan
kesalahan yang telah dilakukan anak ada banyak cara komunikasi yang lebih
efektif untuk member ajaran kepada anak. Hanya karena orang tua dari orang tua
menggunakan hukuman fisik dijaman dahulu. Bukan berarti hal itu boleh menjadi
alasan untuk melakukan hal itu kepada anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar